*Oleh Muslikhatun Nafiah, S.H.
Buku berjudul Self Healing With Quran adalah karya dari Ummu Kalsum Iqt, buku ini terdiri dari enam bab yaitu Laa Tahzan, Laa Tabkii, Laa Takhaf, Laa Tahgdab, Laa Taias, dan bab terakhir yaitu Self Healing With Quran. Setiap bab dibuka dengan sebuah siroh atau kisah dari Rasulullah dan sahabat-sahabatnya yang mampu menginspirasi kita untuk meneladani sikap beliau, serta disertai kutipan arti terjemahan dari ayat Al-Quran. Dalam buku ini juga terdapat banyak quote atau kutipan yang memotivasi dari tokoh terkemuka di tanah air, seperti M. Quraish Shihab dan Ustadz Hanan Attaki serta masih banyak lagi.
Laa Tahzan (Jangan sedih)
Dalam bab ini dibuka dengan kisah Bilal Bin Rabbah, seorang budak yang memeluk agama Islam namun didengar oleh majikannya dan diancam serta disiksa tanpa ampun. Allah pun mendatangkan Abu Bakar As -Shidiq untuk membebaskannya dari perbudakan. Melalui kisah ini terdapat kalimat motivasi yang membangun untuk “tidak bersedih”, sebab kita memang manusia harus siap dengan semua hal yang kadang membuat hati menjadi sedikit galau dan terasa sempit, baik itu karena masalah jodoh yang tak kunjung terlihat, atau karena karir yang tidak sesuai dengan eskspektasi, bisa jadi juga karena kita seringkali dihinakan oleh seseorang dengan beberapa sikap dan perkataan yang menjurus ke arah perundungan atau bullying, dan hal-hal lain yang terkadang membuat kita merasa terpuruk. Tapi tenang libatkan Allah dalam setiap urusanmu, karena ujian yang akan mendewasakanmu dan menaikkan levelmu.
Laa Tabkii (Jangan menangis)
Dalam bab ini kita mungkin akan sedikit meneteskan air mata karena kisah pembuka di bab ini mengenai kisah keluarga Yasir, jangan menangis karena di balik setiap derita yang mereka terima, ada jaminan surga yang menanti. Allah yang Maha Memberi Ketenangan, Allah yang memberikan ketenangan dalam jiwa-jiwa kita, hingga jika rasa sedih menyerang, maka dekatkan diri dengan Sang Pencipta, kembali kepada Allah dan niscaya semua hal akan menjadi lebih indah.
Laa Takhaf (Jangan takut)
Dalam bab ini kita akan dibawa pada kisah Musa dan Firaun, kita akan hanyut dibawa pada rasa ketakutan Musa dan bagaimana pertolongan Allah datang kepada Nabi Musa melalui setiap mukjizat yang Allah berikan kepada beliau. Kisah tersebut mengajarkan kita untuk tidak takut pada setiap masalah yang datang sebab yakinlah bahwa pertolongan Allah, InsyaaAllah akan datang pada setiap hamba-Nya. Lawan setiap rasa takut yang menghinggapi dan dengan pertolongan Allah, maka keajaiban akan selalu tercipta. Yakinlah!.
Laa Taghdab (Jangan marah)
Kisah pembuka dalam bab ini adalah kisah sahabat Umar Bin Khattab yang terkenal sebagai sabahat yang paling tegas tetapi saat beliau dimarahi oleh istrinya, beliau hanya terdiam dan tidak membalas, sebab beliau tahu bahwa istrinya sudah berkorban banyak untuk kelangsungan hidup keluarganya, maka tidak ada baginya alasan untuk balik memarahi sang istri. Bahkan dalam sebuah hadist dikatakan bahwa “Jangan marah, maka kamu akan masuk surga”, itu menandakan bagaimana keutamaan dari menahan amarah. Ubah amarah menjadi berkah dengan berusaha untuk melawan sifat pemarah, lalu jika amarah datang berwudhulah, kemudian ubah posisi, dan sebisa mungkin menahan lidah dengan tetap diam serta senantiasa mengingat balasan pahala bagi orang yang menahan amarahnya.
Laa Taias (Jangan berputus asa)
Bab ini dibuka dengan kisah Rasulullah saat menghadapi perang Khandaq, bagaimana Rasulullah dan para sahabat berusaha untuk melawan kaum Quraisy dengan jumlah pasukan yang jauh lebih banyak ketimbang umat Islam, dan strategi mereka dengan membuat parit mengelilingi Madinah. Karena kita memiliki Allah maka tidak ada kata “berputus asa” dalam kamus setiap Muslim, sebab selalu ada keajaiban jika kita senantiasa berharap kepada-Nya. Keajaiban juga datang dari kisah Siti Hajar yang mencari sumber air hingga harus berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah hingga akhirnya keajaiban datang dengan munculnya sumber mata air zam-zam yang airnya masih bisa dinikmati hingga masa sekarang.
Bab Terakhir yakni Self Healing With Quran
Kenapa harus Quran?. Karena dengan Al-Quran kita umat Islam pernah berjaya dan karena meninggalkan Al-Quran kita kembali terpuruk. Al-Quran adalah sumber ketenangan yang dengan mendekatinya maka hati akan menjadi tentram.
Karena Al-Quran kita pernah berjaya, sejarah pernah mengukir kemilau Islam yang berjaya pada masanya. Islam disegani serta ditakuti oleh kaum kafir karena kekuatan dan keteguhan kaum Muslimin bersumber dari Al-Quran.
Jangan galau sebab kita sebenarnya tidak butuh liburan, karena terapi terbaik saat hati sedang galau ada pada Al-Quran, liburan bukan sebagai healing terbaik, tetapi dengan liburan kita bisa merasakan kebesaran Allah melalui setiap keindahan alam yang kita lihat melalui indra penglihatan kita. Jadi, ubah mindset!. Saat galau melanda, buka Al-Quran dan rasakanlah bagaimana keajaiban mulai tercipta melalui ayat demi ayat yang kita lantunkan. Buku ini di tutup dengan quote:
“Jangan galau, kau butuh baca Quran, bukan liburan. Lidahmu kurang melantunkan Quran, bukan kurang kasih sayang. Hatimu kurang mendekat pada Quran, bukan pada kemewahan”.
Kelebihan buku motivasi Self Healing With Quran:
Memberikan kisah perjalanan dan perjuangan dari setiap Nabi dan para sahabat Nabi.
Memiliki gaya bahasa sangat mudah untuk dimengerti dan memiliki gambaran realita yang ada.
Buku ini membuat pembaca tersentuh dan termotivasi dari kisah-kisah Nabi dan para sahabat Nabi.
Kekurangan buku motivasi Self Healing With Al-Quran:
Tidak ada gambar atau ilustrasi yang membuat pembaca bisa berilustrasi.
Kebanyakan motivasi dari penulis cukup monoton.
Tidak terdapat ayat suci dan hanya ada artinya dari ayat suci.
Identitas buku:
Judul : Self Healing With Quran
Penulis : Ummu Kalsum Iqt
Editor : Esti Utami, S.Pd.
Kota Terbit : Semarang
Tahun Terbit : 2022
Penerbit : Syalmahat Publishing
ISBN : 978-623-5269-01-6
Ukuran Buku : 14 x 20 cm
Halaman buku : vi + 186 Halaman
*Penulis resensi buku adalah guru Kampung Ilmu Cepu