Tentang Kamu

*Oleh Nisa Nur Aini, S.Pd.,Gr.

Siapa yang tidak tahu penulis Tere Liye?. Tere Liye adalah penulis novel yang sangat populer, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Buku karya Tere Liye yang berjudul “Tentang Kamu” beralur cerita campuran. Alur masa kini yang menceritakan perjalanan seorang pengacara yang bermana Zaman Zulkarnaen yang mencari kisah masa lalu kliennya yang bernama Sri Ningsih. Zaman bekerja di firma hukum Thompson & Co di bidang elder law, perlindungan hukum bagi orang tua beserta hartanya. Sri Ningsih salah satu klien di Thompson & Co. Sri Ningsih meninggal dunia dan mewariskan aset berbentuk kepemilikan saham senilai satu miliar pound sterling setara 19 triliun rupiah. Zaman diberikan mandat untuk menyelesaikan harta warisan Sri Ningsih seadil-adilnya sesuai hukum yang berlaku. Namun, Sri Ningsih hanya meninggalkan surat keterangan kepemilikan saham dan buku harian yang dititipkan kepada Aime pengurus panti jompo. Buku harian Sri Ningsih menjadi satu-satunya petunjuk bagi Zaman mencari ahli waris Sri Ningsih. Buku catatan harian tersebut terdiri dari lima bagian yang ditulis oleh Sri Ningsih dengan sebutan Juz.

Juz pertama tentang kesabaran

Juz pertama. Berlatar belakang di Pulau Bungi Sumbawa,  Zaman mencari tahu kisah masa kecil Sri Ningsih. Pada juz pertama menceritakan masa kecil Sri Ningsih yang ditinggal ibunya sejak lahir, kemudian sang ayah menikah kembali dan memiliki anak laki laki. Pada awalnya ibu tirinya baik dan menyayangi Sri Ningsih. Namun, pada usia 9 tahun ayahnya pergi ke laut dan kapalnya tenggelam. Setelah ayahnya meninggal ibu tirinya menjadi jahat dan menyiksa Sri Ningsih. Namun, Sri Ningsih selalu mengingat pesan ayahnya untuk selalu menuruti apa kata ibu tirinya dan menjaga adiknya.

Sri Ningsih selalu menuruti perintah ibunya dan menjaga adiknya. Pada jus pertama ini terdapat kalimat yang menarik “Apakah sabar memiliki batasan ?. Aku tahu jawabanya sekarang. Ketika kebencian, dendam kesumat sebesar apapun akan luruh oleh rasa sabar. gunung gunung akan rata, lautan akan kering, tidak ada yang mampu mengalahkan rasa sabar. selemah apapun fisik seseorang, semiskin apapun dia, sekali di hatinya punya rasa sabar, dunia tidak bisa menyakitinya”.

Juz kedua tentang persahabatan

Juz kedua. Berlatar belakang di Surakarta yaitu sebuah madrasah kiai Ma’sum. Di sini kelanjutan kisah Sri Ningsih bertemu dengan Nuraini dan Sulastri. Mereka bertiga bersahabat baik dari Sri Ningsih yang hanya seorang murid madrasah hingga menjadi guru. Namun kisahnya berputar 180 derajat, menuju badai besar. Sulastri keluar dari madrasah dan bergabung menjadi PKI mengikuti jejak suaminya. Kemudian penghianatan persahabatan terjadi yang dilakukan oleh Sulastri dan suaminya. Penghianatan yang dilakukan adalah pembantaian oleh PKI terhadap madrasah Kiai Ma’sum. Pembantaian itu menelan banyak korban yaitu siswa yang kehilangan nyawanya, termasuk Tilamuta adik Sri Ningsih. Setelah kejadian pembantaiaan itu Sri Ningsih pergi merantau ke Jakarta. Pada Juz kedua ini ada kalimat yang menarik yaitu “Apa arti persahabatan?. Apa pula arti penghianatan?. Apakah sahabat baik akan menghianati sahabat sejatinya?”.  Dari bab satu dan bab dua dapat saya simpulkan bahwa orang yang paling dekat adalah orang yang paling memberi luka paling menyakitkan.

Juz ketiga tentang keteguhan hati

Juz ketiga berlatar belakang di Jakarta. Informasi mengenai Sri Ningsih di kota ini sangat terbatas. Zaman hanya bisa mengandalkan kumpulan artikel koran dari Nur’aini untuk merangkai kisah hidup Sri. Kehidupan Sri Ningsih di Jakarta bagaikan sebuah novel petualangan. Ia menjelajahi berbagai profesi, dari seorang pendidik hingga seorang pengusaha sukses di bidang kosmetik. Nasib membawa Sri Ningsih pada sebuah persimpangan jalan. Keputusan untuk menjual pabriknya membawanya pada sebuah peluang investasi yang mengubah hidupnya selamanya. Pada jus tiga terdapat kalimat menari yaitu “Jika kita gagal 1000x, maka pastikan kita bangkit 1001x”.

Juz keempat tentang cinta

Pada juz keempat ini berlatar belakang di London, Zaman menemukan potongan puzzle berikutnya dari kehidupan Sri Ningsih. Buku hariannya, khususnya bab tentang cinta, memberikan petunjuk menarik tentang masa lalu Sri. Kesempatan untuk berbincang dengan orang tua angkat Sri menjadi titik balik dalam penyelidikannya. Petualangan Sri Ningsih di London dimulai dengan sederhana. Dari seorang pekerja kebersihan, ia naik pangkat menjadi pengemudi bus. Kehidupan di kawasan Little India memberikannya pengalaman yang unik dan berharga. Pada penghujung tahun 1984, tepatnya di musim gugur, Sri mengikat janji suci dengan kekasih hatinya di Kota London. Demi cinta, Hakan rela berjuang dengan naik bus rute 16 setiap hari, meski arahnya berlawanan dengan tempat kerjanya. Namun, takdir berkata lain. Kebahagiaan memiliki anak pertama sirna saat bayi Sri meninggal dunia pada tahun 1987, mengulang tragedi yang pernah terjadi sebelumnya. Kesedihan kembali menyelimuti mereka ketika anak kedua mereka juga tiada. Dan pada akhirnya, Hakan menyusul kedua buah hatinya. Tahun 1999 menjadi tahun terakhir Sri tinggal di London. Ia pergi meninggalkan kota itu pada malam pergantian tahun. Pada juz keempat ini terdapat kalimat menarik yaitu “Nasihat-nasihat lama itu benar, cinta memang tidak perlu ditemukan, cintalah yang akan mempertemukan kita. Aku tidak akan menangis karena sesuatu telah berakhir, tapi aku akan tersenyum karena sesuatu itu telah terjadi. Karena dicintai begitu dalam oleh orang lain akan memberikan kita kekuatan, sementara mencintai dengan sungguh sungguh akan memberikan kita keberanian”.

Juz kelima tentang memeluk semua rasa sakit

Pada juz terakhir ini berlatar belakang di panti jompo di Paris. Kembali lagi ke panti, Zaman mencari tahu semua kegiatan Sri Ningsih saat di sini. Ternyata Ia pernah menjadi guru tari tradisional, memulai berkebun hidroponik di atap gedung panti, serta belajar mengenai ilmu hukum. Setelah perjalanan panjang, menelusuri kehidupan Sri Ningsih, Zaman akhirnya menemukan surat wasiat dari Sri Ningsih. Surat itu terselip di antara puluhan surat Sri yang diberikan Nur’aini pada Zaman. Akhirnya semua harta Sri Ningsih dibagikan sesuai daftar nama yang tertulis di surat wasiat. Pada juz terakhir ini terdapat kalimat yang menarik yaitu “Bagaimana jika semua hal menyesakkan itu ibarat hujan deras di tengah lapangan, kita harus melewati lapangan menuju tempat berteduh di seberang, dan setiap tetes air hujan laksana setiap hal menyakitkan dalam hidup? Bagaimana agar Sri bisa tiba di tempat tujuan, tanpa terkena satu tetes air- nya? Sri sekarang tahu jawabannya. Yaitu justru dengan melompatlah ke tengah hujan, biarkan seluruh tubuh kuyup. Menarilah bersama setiap tetesnya, tarian penerimaan, jangan pernah dilawan, karena sia-sia saja, kita pasti basah”.

Cerita ini ditutup dengan sedikit bumbu romansa dari Zaman Zulkarnain dan Aimèe, seorang pengasuh di panti.

Kekurangan buku:

Kekurangan novel ini yaitu terdapat dalam sampul yang tidak menggambarkan kisah tokohnya dan sinopsinya yang membuat banyak pembaca salah paham karena di sinopsinya seakan buku ini kisah romansa. Namun dalam buku Tentang Kamu ini bercerita sedikit romansa.

Kelebihan buku:

Kelebihan novel Tentang Kamu ini menyajikan cerita yang menarik alur yang tidak mudah ditebak oleh pembaca, bahasa yang digunakan mudah dipahami, pesan moral yang disampaikan di setiap juz, dan pembaca seakan akan ikut berkelana dari Sumbawa ke Surakarta, kemudian ke Jakarta, lalu ke London dan berakhir di Paris.

Identitas buku:  

Judul                                       : Tentang Kamu

Penulis                                    : Tere Liye

Penerbit                                  : PT Sabak Grip Nusantara

Halaman                                  : 503

Harga buku                             : 89.000

*Penulis resensi buku adalah guru Kampung Ilmu Padangan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *